Logika Sesat Pendukungnya, Jabat Tangan Terdakwa Penista Agama, Raja Salman Terlihat Tidak Nyaman ?

Logika Sesat Pendukungnya, Jabat Tangan Terdakwa Penista Agama, Raja Salman Terlihat Tidak Nyaman ? - Hallo sahabat PORTAL ISLAM, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Logika Sesat Pendukungnya, Jabat Tangan Terdakwa Penista Agama, Raja Salman Terlihat Tidak Nyaman ?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Islam, Artikel Kabar, Artikel Muslim, Artikel Politik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Logika Sesat Pendukungnya, Jabat Tangan Terdakwa Penista Agama, Raja Salman Terlihat Tidak Nyaman ?
link : Logika Sesat Pendukungnya, Jabat Tangan Terdakwa Penista Agama, Raja Salman Terlihat Tidak Nyaman ?

Baca juga


Logika Sesat Pendukungnya, Jabat Tangan Terdakwa Penista Agama, Raja Salman Terlihat Tidak Nyaman ?

Jabat Tangan Terdakwa Penista Agama, Raja Salman Terlihat Tidak Nyaman


Raja Salman bin Abdul Aziz bersama rombongan tiba dengan selamat di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur pada Rabu (1/3/17) siang. Raja Salman langsung disambut oleh Presiden Joko Widodo yang didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Dalam banyak foto yang beredar, Jokowi juga mengajak terdakwa penistaan agama, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok saat menyambut kedatangan Raja Salman bin Abdul Aziz.

Sayangnya, banyak netizen yang menilai bahwa Raja Salman tidak nyaman saat bersalaman dengan terdakwa penistaan agama, Ahok.
"King Salman tidak nyaman bersalaman dengan terdakwa penista agama yang masih menjabat." tulis Farida Kim melalui akun fesbuknya, Rabu (3/1/17).

Hal itu, menurut Farida, bisa dilihat dari ekspresi wajah Raja Salman.

"Lihat gestur salamnya, berbeda dengan yang lain." lanjut Farida.
Farida juga menunjukkan beberapa foto jabat tangan antara Raja Salman bin Abdul Aziz dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Malaysia, dan Presiden Jokowi sebagai pembanding.
Terkait alasannya, Farida menilai ketidaknyamanan Raja Salman terjadi karena Ahok tercatat sebagai terdakwa penista agama karena menista Al-Maidah 51 di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu.
"Tentulah hatinya tersakiti sebab Al-Qur'an dilecehkan sedemikian. Bahkan ajudannya tidak memandang karena tidak suka agamanya dilecehkan." pungkas Farida. [Om Pir/Tarbawia] 


Jabat Tangan Raja Salman-Ahok dan Logika Sesat Pendukungnya



Jujur saja, sore ini saya menahan tawa saat membaca berita berjabat tangannya Raja Salman dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Bandara Halim Perdana Kusuma. Lahir kehebohan di media sosial. Ujung-ujungnya, nama Habib Rizieq Shihab terseret yang membuat saya menahan geli.

Bagaimana tidak? Para pendukung Ahok bersorak-sorai bagai sudah menang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Beragam komentar, gambar dan berita berjubelan di media sosial.

Sebuah situs berita yang selama ini menjadi "die hard" nya Ahok menulis judul begini:

1. Ikut Sambut Raja Salman, Ahok "Tampar" Rizieq dengan Elegan.

2. Terjawab Ahok Bertemu Raja Salman, FPI Segeralah Taubat

Lalu ada seorang penulis berinisial DS dengan menuliskan peristiwa tersebut dengan nada nyinyir. Dan mentoknya ke Habieb Rizieq.

Mereka berkoar-koar bahwa akhirnya seorang Raja Salman, Penjaga Dua Kota Suci mau bersalaman dengan Ahok yang oleh Habib Rizieq disebut sebagai penista agama. Ini dianggap sebagai pengakuan Raja Salman kepada Ahok dan di sisi lain tidak mengakui keberadaan Habib Rizieq dan kawan-kawan.

Semua ini bagi saya logika yang menyesatkan dan sangat dangkal. Saya akan membantah klaim "kemenangan" mereka dengan dua logika sederhana.

1. Logika Protokoler Ketatanegaraan
    
UU Nomor 29 Tahun 2007  Tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota. Di dalam UU dimaksud ada 2 hal yang diatur tentang kedudukan protokoler Gubernur DKI.
1) Gubernur dapat menghadiri Sidang Kabinet yang menyangkut Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2) Mendampingi Presiden dalam acara kenegaraan sesuai dengan ketentuan per - undang undangan yang berlaku.

Sesuai dengan ketentuan UU tesebut dan sejalan dengan kebiasaan dan kelajiman yang berlaku maka Gubernur DKI akan ikut mendampingi Presiden ketika menyambut tamu negara. Karena itulah maka Ahok yang sampai sekarang masih dijadikan gubernur meski terdakwa harus mendampingi Presiden Joko Widodo saat menyambut Raja Salman.

Jika saat ini gubernurnya Habib Rizieq yang berstatus tersangka penodaan Pancasila dan ada Donald Trump yang berkunjung ke Indonesia, sudah bisa dipastikan Jokowi akan didampingi Habie Rizieq. Jadi, apa istimewanya peristiwa Ahok menyambut Raja Salman?

2. Logika Geografi
     Dulu saat masih SD, saya sering main bola di lapangan komplek Halim Perdana Kusuma. Dan seingat saya, bandara tersebut masih belum pindah ke Banten atau Bekasi. Hingga kini masih ada di wilayah Kotamadya Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. 

Karena Ahok masih gubernur walau berstatus terdakwa penistaan agama, maka dia yang berhak mendampingi Presiden Jokowi. Tidak mungkin pemerintah pusat meminta Gubernur Banten Rano Karno atau Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ikut menyambut Raja Salman. 

Ini adalah kunjungan kenegaraan. Government to Government (G to G). Jadi ada aturan protokoler yang harus diikuti oleh tuan rumah dan apalagi tamunya. Kebersediaan Raja Salman disambut Ahok harusnya diberi apresiasi karena selama ini para pendukung Ahok mencibir Arab Saudi sebagai wahabi yang identik dengan stigma jumud, radikal, tidak demokratis, anti kebhinekaan dan fundamentalis.

Tapi faktanya tidak demikian. Hari ini Raja Salman justru menunjukkan akhlak yang tak seperti diopinikan oleh kaum Liberal dan Sekuler yang kebetulan menjadi pendukung fanatik Ahok.

Jadi, sesungguhnya ini bukan "tamparan" buat Habib Rizieq. Justru, para Ahokerlah yang harusnya "tertampar" dengan sikap Raja Salman.

Kalau pun tidak merasa demikian, ya tidak masalah. Asal mereka tidak melarang saya tertawa melihat tingkah polahnya yang selalu mengaitkan banyak hal dengan Habib Rizieq. Karena saya ingat cuitan Prof Mahfud MD di twiternya:

Kata presiden kenaikan biaya STNK/BPKB terlalu tinggi. Polri dan Kemenkeu mengaku bkn pihak yg menetapkannya. Salahnya Habib Riziq. Hahaha.


Erwyn Kurniawan 

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !


Demikianlah Artikel Logika Sesat Pendukungnya, Jabat Tangan Terdakwa Penista Agama, Raja Salman Terlihat Tidak Nyaman ?

Sekianlah artikel Logika Sesat Pendukungnya, Jabat Tangan Terdakwa Penista Agama, Raja Salman Terlihat Tidak Nyaman ? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Logika Sesat Pendukungnya, Jabat Tangan Terdakwa Penista Agama, Raja Salman Terlihat Tidak Nyaman ? dengan alamat link https://portal-iislam.blogspot.com/2017/03/logika-sesat-pendukungnya-jabat-tangan.html

Subscribe to receive free email updates: