Jangan Gunakan Ruang Publik Untuk Lakukan PROPAGANDA PEMBOODOHAN

Jangan Gunakan Ruang Publik Untuk Lakukan PROPAGANDA PEMBOODOHAN - Hallo sahabat PORTAL ISLAM, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Jangan Gunakan Ruang Publik Untuk Lakukan PROPAGANDA PEMBOODOHAN, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Berita, Artikel Dunia Islam, Artikel Kabar, Artikel Politik, Artikel Umum, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Jangan Gunakan Ruang Publik Untuk Lakukan PROPAGANDA PEMBOODOHAN
link : Jangan Gunakan Ruang Publik Untuk Lakukan PROPAGANDA PEMBOODOHAN

Baca juga


Jangan Gunakan Ruang Publik Untuk Lakukan PROPAGANDA PEMBOODOHAN


Jangan Gunakan Ruang Publik Untuk Lakukan PROPAGANDA PEMBOODOHAN

[by Andi Irawan]

Saya hanya ingin mengingatkan bahwa siapapun anda tidak bisa dibiarkan menggunakan wilayah publik (media TV, medsos ) untuk pencitraan nuansa propaganda yang tidak layak secara akal sehat karena semua itu namanya kita membiarkan pembodohan publik.

Survei itu basisnya sampel, sedangkan election/pemilihan itu indentik dengan sensus (populasi). Kita gunakan sample untuk menduga populasi. Jadi survei untuk menduga populasi. Suvei Pilkada untuk menduga Pilkada itu sendiri. Kalau survei anda tidak kongruen dengan yang tampak dari sensus. Berarti suvei anda itu yang salah. Jangan dibalik hasil sensusnya yang salah.

Kalau survei anda mengatakan A menang dibangding B, tetapi pilkadanya menunjukkan B yang menang. Anda harus legowo mengakui kesalahan ada pada survei anda jangan menghujat pilkadanya, kecuali anda bisa membuktikan bahwa pilkada tersebut ada error yang masif.

Kalau survei anda mengatakan kinerja petahana sangat memuaskan sampai pada angka 70 persen. Ketika pilkada petahana kalah telak sampai pada angka mendekati 16 persen. Itu ada error yang tinggi dari kesimpulan survei anda. Mungkin teknik samplingnya yang salah. Dan anda harus legowo bahwa survei yang anda lakukan itu yang salah bukan hasil pilkadanya. Ya tidak mungkin seorang petahana yang kinerjanya disukai 70 persen voter bisa kalah telak dengan selisih hampir 15% lebih dari kompetitornya. Petahana umumnya kalaupun kalah dengan angka yang tipis bukan kalah telak dengan selisih hampir 16 persen. Angka pilkada itu adalah angka populasi voters indentik dengan sensus. Sedangkan angka 70 persen survei-survei lembaga survei yang mengatakan para voter puas dengan kinerja berdasarkan sampel (dugaan). Itu artinya dugaan anda salah. Tidak benar mayoritas voter (70 persen) itu puas terhadap kinerja petahana itu. Kalau mereka puas pasti petahana itu menang dan pasti petahana itu tidak kalah telak pada angka mendekati 16 persen suara pemilih.

Silahkan saja kalau mau memberikan karangan bunga atau apapun kepada petahana jangan hitungnya ribuan bila perlu sama dengan suara petahana saat pilkada 2.351.145 karangan bunga, monggo. Tidak jadi masalah. Tapi jangan melakukan pembodohan dengan mencoba membuat framing bahwa kekalahan petahana adalah kekalahan akal sehat dan kemenangan kalangan primordial, para ekstremis dst. Itu semua tidak benar. Itu semua propaganda pembodohan publik.***




Demikianlah Artikel Jangan Gunakan Ruang Publik Untuk Lakukan PROPAGANDA PEMBOODOHAN

Sekianlah artikel Jangan Gunakan Ruang Publik Untuk Lakukan PROPAGANDA PEMBOODOHAN kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Jangan Gunakan Ruang Publik Untuk Lakukan PROPAGANDA PEMBOODOHAN dengan alamat link https://portal-iislam.blogspot.com/2017/04/jangan-gunakan-ruang-publik-untuk.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :